10 Hari Emas: Keutamaan Puasa Sunnah di Awal Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah hadir sebagai salah satu momentum istimewa dalam kalender Islam. Selain menjadi bulan haji dan Idul Adha, sepuluh hari pertama bulan ini juga menyimpan keutamaan luar biasa yang seringkali terlewat oleh sebagian kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ memberikan perhatian besar terhadap amal ibadah di hari-hari ini, termasuk di antaranya adalah puasa sunnah.
Keutamaan Puasa Sunnah di Awal Dzulhijjah
1. Waktu Paling Dicintai Allah untuk Beramal
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
Para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad di jalan Allah?”
Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatu pun darinya.”
(HR. Bukhari no. 969)
Dari hadits ini, para ulama memahami bahwa puasa termasuk amal salih yang sangat dianjurkan di hari-hari tersebut, karena puasa adalah salah satu bentuk ibadah paling utama.
2. Puasa Hari Arafah: Penghapus Dosa Dua Tahun
Khusus tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah), Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya.”
(HR. Muslim no. 1162)
Ini menunjukkan betapa agungnya puasa Arafah bagi yang tidak sedang berhaji.
3. Rasulullah ﷺ Mendorong Ibadah di Hari-Hari Ini
Dari Hafshah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Rasulullah ﷺ biasa berpuasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, hari ‘Asyura, tiga hari setiap bulan, dan hari Senin dan Kamis.”
(HR. Abu Dawud no. 2437, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa puasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah adalah kebiasaan Nabi dan dianjurkan untuk diteladani.
Qaul Ulama tentang Puasa Dzulhijjah
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Disunnahkan berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini adalah sunnah yang disepakati kebaikannya.”
(Al-Majmu’, 6/439)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
“Puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan, karena keumuman hadits yang menyebutkan keutamaan amal di sepuluh hari itu, dan karena Nabi sendiri melakukannya.”
(Majmu’ Fatawa wa Rasail, 20/20)
Puasa sunnah di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah adalah ladang emas pahala bagi siapa pun yang ingin meraih cinta Allah. Ia menjadi kesempatan memperbanyak amal salih di hari-hari paling dicintai oleh-Nya. Apalagi puasa Arafah yang luar biasa keutamaannya, penghapus dosa dua tahun. Mari, manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri pada Allah, karena kita tidak tahu apakah tahun depan kita masih diberi kesempatan.
Baca juga:
Layanan kami
Pendaftaran Seleksi Mahasiswa ke Al-Azhar 2025
Seleksi Beasiswa Kerajaan Maroko untuk Lulusan 2024 dan 2025
0 Komentar