Studi Mesir

Catatan Webinar Rehlata Atas Penundaan Seleksi Al-Azhar Mesir Jalur Kemenag

Rehlata – Kamis (18/6/2020), Rehlata sukses melaksanakan webinar dengan tajuk: Studi di Universitas Al-Azhar Mesir di Masa Pandemi; Peluang dan Tantangan. Sebagai tanggapan atas dikeluarkannya edaran dari Kemenag Ri terkait penundaan seleksi Camaba Timur Tengah Tahun 2020.

Seminar Daring yang diikuti oleh 200an partisipan aktif ini, selain dihadiri oleh para santri yang ingin melanjutkan studinya di Al-Azhar dan dua narasumber utama, yaitu: KH. Mukhlashon Jalaluddin, Lc, MM (Rois Syuriah PCINU Mesir, dan H. Muhammad Arifin, Lc, MA (Direktur Pusiba), juga dihadiri oleh Dr. H. Muhammad Adib Abdusshomad, M.Ag, M.Ed, Phd (Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kemenag RI), Dr. H. Muchlis M. Hanafi (Sekjen OIAA), dan juga beberapa pengasuh Lembaga / Pesantren.

KONDISI MESIR & DISAYANGKANNYA PENUNDAAN SELEKSI KEMENAG

Dalam paparannya, KH. Muhlashon Jalaluddin menjelaskan bahwa dimasa pandemi ini, hampir seluruh aktifitas pendidikan formal di Mesir dilakukan secara online, pendaftran masuk lembaga pendidikan pun mengalami penundaan, termasuk diantaranya pembukaan pendaftaran di Al-Azhar.

Untuk keputusan pembukaan pendaftaran masuk Universitas Al-Azhar sendiri baru akan diumumkan oleh wakil rektor Al-Azhar pada tanggal 1 juli 2020

Terkait diundurnya seleksi Kemenag, karena banyaknya para santri yang berminat melanjutkan studi – kuliah di Al-Azhar, Pak Muhlashon mengatakan bahwa hal ini juga menjadi diskusi hangat dikalangan warga PCINU Mesir, Khususnya dilingkup Pengurus Syuriah.

Rois, ‘awan dan pengurus syuriah menyatakan sikap kekecewaanya terhadap ditundanya proses seleksi ini.

“Memang sekarang ini musim pandemi, karena kemungkinan besar ujian secara tatap muka tidak bisa dilakukan, mereka mengharapkan mengapa tidak dilakukan saja secara online, seperti juga pusiba, seperti juga ujian tingkat-tingkat tertentu di sekolah dan perguruan tinggi”

Adapun nanti keberangkatan ke Mesirnya, bisa menunggu kondisi aman, pandemi sudah kembali normal. Yang penting camabanya sudah ada dan pemberkasan sudah di proses terlebih dulu.

“Fungsi diadakannya seleksi, ya untuk siap-siap. Jadi ketika nanti calon mahasiswa asing sudah boleh datang ke Mesir, mereka udah tinggal berangkat” paparnya.

Baca Juga:

> Kemenag Tunda Seleksi Camaba Timur Tengah Tahun 2020 Karena Corona

> Mengenal Beberapa Jalur Masuk Al-Azhar Mesir; Program Beasiswa Dan Non Beasiswa

 

PUSIBA DITENGAH WABAH

Disisi lain, di tengah wabah dan disaat Kemenag menunda seleksi, Pusiba sebagai cabang resmi dari Markaz Syeikh Zayd li Ta`limil lughoh al–Arabiyah li Ghayr al-Nâthiqîn bihâ, Al-Azhar yang berpusat di Mesir, yang juga menjadi salah satu jalur masuk univ. Al-Azhar, membuka pendaftaran seluas-luasnya.

Melalui pusiba, para calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di Al-Azhar tidak diseleksi, melainkan akan di tes level kemampuan bahasa arabnya (Tahdid Mustawa), dan lalu mengikuti kursus – mengikuti program pembelajaran bahasa arab di pusiba hingga selesai.

Ustadz Muhammad Arifin menjelaskan bahwa pada angkatan ke 3 ini, rencananya pusiba hanya menyelenggarakan tahdid mustawa sekali saja, namun karena tingginya pendaftar yang mencapai 1200 orang, dipandang positif oleh Markaz Dauroh Lughah di Mesir, sehingga mereka menerima arahan untuk membuka pendaftaran kembali.

Lebih lanjut Pak Arifin menjelaskan bahwa dimasa pandemi ini, proses belajar mengajar di pusiba akan dilakukan secara daring dan biaya pun akan mengalami pengurangan, walaupun biaya yang dikenakan tersebut menurut pandangan sebagian peserta diskusi tetap lebih mahal dari pada mengikuti dauroh lughah di Mesir.

SIKAP OIAA

Dalam sambutannya, DR. Mukhlis M. Hanafi, selaku Sekjen OIAA, menjelaskan bahwa Al-Azhar tidak membatasi kuota yang ingin kuliah disana.

Dengan dicetuskannya pengadaan seleksi di Kementrian Agama pada tahun 2006, bukan berarti membatasi para calon mahasiswa yang akan kuliah di Al-Azhar, akan tetapi sebagai sarana untuk memastikan bahwa yang akan ke Al-Azhar, adalah yang memiliki kompetensi keilmuan, kemampuan financial, dan juga faham kebangsaan yang baik.

Walaupun kemudian sejak tahun 2014, Al-Azhar menetapkan, bagi seluruh mahasiswa baru harus tetap mengikuti tes penentuan dan kelas bahasa terlebih dahulu sebelum kemudian dapat mengikuti kelas perkuliahan.

Begitupun dengan diresmikannya Pusiba pada tahun 2019. Secara dasar, selain sebagai solusi bagi camaba yang menanti perkulihan di Al-Azhar dengan terlebih dahulu mengikuti kelas matrikulasi bahasa di Mesir, pusiba bertujuan untuk menyiapkan kemampuan bahasa arab para calon mahasiswa, yang kemudian juga ini di sepakati oleh Kemenag dan OIAA sebagai jalur masuk ke Al-Azhar kedua, dengan dibuktikan oleh setifikat yang dikeluarkan oleh markaz lughah Al-Azhar

Dengan ditundanya seleksi di Kementrian Agama, DR. Mukhlis memandang bahwa hal itu harusnya tidak terlalu dipermasalahkan, karena adanya jalur pusiba yang dibuka. Dan beliau memastikan bahwa pemerintah tidak akan melarang keberangkatan mahasiswa baru ke Mesir, selama terpenuhinya 3 hal, yaitu: 1. Al-Azhar membuka pendaftaran, 2. Kedutaan Mesir mengeluarkan visa, dan 3. camaba sudah mendapat sertifikat bahasa.

Namun beliau Menyampaiakan, OIAA selaku Organisasi Alumni Al-Azhar di Indonesia, tetap mendorong diadakannya seleksi di Kementrian Agama.

“OIAA menghormati keputusan penundaan ini, walaupun sesungguhnya dalam rapat terakhir, kami tetap menyarankan untuk tetap diselenggarakan, begitu juga pak Atdikbud (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo), tetapi Kementrian Agama mengambil langkah untuk tidak (menunda) untuk menyelenggarakan, kami sampaikan kami menghormati keputusan itu dan sangat bisa memaklumi, karena kemudian juga terkait perlindungan warga negara Indonesia di Luar Negeri”

TANGGAPAN KEMENAG RI

Menganggapi penundan ini, Dr. Muhammad Adib Abdusshomad selaku Kasubdit Kelembagaan dan kerjasama Diktis Kemenag RI, mejelaskan bahwa penundaan ini bersifat sementara, dikarenakan masih adanya covid-19 yang hingga hari ini masih terus meningkat.

“Karena kemungkinan yang akan mengikuti seleksi ribuan orang, pemerintah tentu harus mengambil langkah hati-hati dan menjalankan upaya agar tidak ternyadinya penularan”.

Menanggapi asumsi sebagai kalangan yang menyatakan bahwa kemenag belum menyiapkan sistem seleksi secara online, DR. Adib menjelaskan bahwa kemenag sudah menyiapkan sistem itu, bahkan persiapannya sudah 98%.

Namun, mengapa seleksi online ini tidak dilanjutkan, karena ada sesi wawancara yang tidak bisa diwakilkan secara online.

“Sistem sudah kami siapkan, hanya saja kita tidak bisa melanjutkan seleksi ini karena ada sesi wawancara, yang mana wawancara ini tidak bisa diwakili secara online”

“Kami ingin memastikan bahwa wawancara dengan materi ke-islam-an dan kebangsaan itu dapat ditangkap dengan baik oleh para penguji, dan itu tidak bisa melalui oline karena kita sulit membaca gestur”

“Dan karena keputusan penundaan ini hanya bersifat sementara maka ketika kondisi sudah kembali memungkinkan, seleksi itu akan kita laksanakan”


Kita berharap semoga jalur Kementrian Agama juga segera dibuka, yang kemudian silahkan camaba memilih jalur mana yang terbaik menurut mereka, baik dari segi kesiapan keilmuan dan bahasa maupun financial. [Rehlata]

 

Baca Juga:

> Kemenag Tunda Seleksi Camaba Timur Tengah Tahun 2020 Karena Corona

> Mengenal Beberapa Jalur Masuk Al-Azhar Mesir; Program Beasiswa Dan Non Beasiswa

 

 

Related Posts