Kilau Cahaya dari Bukit Bersejarah

Di tengah deretan bukit bebatuan di sekitar Makkah, berdiri sebuah gunung yang memiliki nilai spiritual sangat tinggi bagi umat Islam: Jabal Nur, atau yang berarti Gunung Cahaya. Gunung ini tidak terlalu besar secara fisik, namun memiliki makna yang luar biasa dalam sejarah Islam. Di dalamnya terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT.

Sejarah dan Latar Belakang

Jabal Nur terletak sekitar 4 km di utara Masjidil Haram, dan merupakan bagian dari pegunungan Hijaz. Gunung ini memiliki tinggi sekitar 642 meter dan menonjol dari sekitarnya karena bentuknya yang unik dan puncaknya yang tampak “menyendiri”.

Yang paling penting dari gunung ini adalah Gua Hira (غار حراء), sebuah gua kecil berukuran sekitar 1,5 meter lebar dan 3,5 meter panjang, yang hanya cukup untuk satu atau dua orang duduk.

Peristiwa Penting di Gua Hira

Sebelum kenabiannya, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri di Gua Hira untuk bertafakur dan mencari kedamaian batin. Pada usia 40 tahun, tepatnya pada malam 17 Ramadan, malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu pertama:

“Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq…”

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)

Itulah momen awal turunnya Al-Qur’an dan permulaan dari kenabian Muhammad SAW.

Keutamaan Jabal Nur

Meskipun tidak menjadi bagian dari rukun haji atau umrah, Jabal Nur tetap memiliki sejumlah keutamaan dan daya tarik spiritual:

  1. Tempat Wahyu Pertama – Lokasi turunnya wahyu pertama Al-Qur’an, menjadikannya titik awal revolusi spiritual umat manusia.

  2. Simbol Ketekunan dan Perenungan – Tempat Nabi menyendiri selama berhari-hari untuk merenungi keadaan masyarakat Arab saat itu.

  3. Tujuan Ziarah Spiritualitas – Banyak peziarah mendaki Jabal Nur untuk mengingat perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW dan mendekatkan diri kepada Allah.

Fakta-Fakta Menarik tentang Jabal Nur

  • Asal Nama: Disebut “Jabal Nur” karena menjadi tempat turunnya cahaya wahyu Ilahi.

  • Tidak Ada Ibadah Khusus: Tidak ada ibadah tertentu yang disyariatkan di Jabal Nur, tapi keberadaannya sangat inspiratif secara historis dan spiritual.

  • Jumlah Anak Tangga: Pendakian ke Gua Hira kini difasilitasi dengan tangga batu sekitar 600 lebih anak tangga, meski tetap cukup melelahkan.

  • Pemandangan dari Puncak: Dari atas Jabal Nur, pengunjung bisa melihat sebagian besar wilayah Makkah, termasuk Masjidil Haram di kejauhan.

  • Rasulullah SAW Sendiri ke Sana: Menurut riwayat, Rasulullah berjalan kaki sendiri dari rumahnya di Makkah menuju Jabal Nur, lalu naik ke Gua Hira tanpa bantuan orang lain.

Panduan dan Rute Perjalanan ke Jabal Nur

Lokasi

  • Koordinat: 21.4621° N, 39.8590° E

  • Jarak dari Masjidil Haram: Sekitar 15-20 menit naik mobil (tergantung lalu lintas)

Cara Menuju ke Sana

1.Transportasi Umum: Taksi online (seperti Uber atau Careem), taksi biasa, atau bus lokal dari terminal Makkah.
2.Waktu Terbaik Mendaki:
3.Pagi buta (sekitar pukul 4–6 pagi) untuk menghindari panas.
4.Sore menjelang maghrib untuk mendaki dalam suhu lebih sejuk.

Tips dan Persiapan Pendakian

  1. Gunakan sepatu trekking atau sandal gunung untuk menghindari tergelincir.

  2. Bawa air minum yang cukup (minimal 1 liter per orang).

  3. Siapkan senter atau lampu kepala jika berangkat saat gelap.

  4. Pakai pakaian ringan dan menyerap keringat.

  5. Istirahat setiap 10-15 menit bila merasa lelah.

  6. Hindari membawa barang berat, cukup bawa barang penting saja.

Refleksi Spiritualitas dari Puncak Cahaya

Jabal Nur bukan hanya sekadar gunung yang tinggi dan curam, tetapi merupakan simbol dari awal cahaya yang menyinari dunia lewat risalah Islam. Tempat ini mengingatkan kita akan pentingnya perenungan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan misi kehidupan. Meskipun mendakinya bukan bagian dari ibadah wajib, namun banyak umat Islam merasa semakin dekat dengan perjalanan spiritual Rasulullah setelah menginjakkan kaki di sana.

Baca juga:
Layanan kami