Wukuf di Arafah: Sehari Bersama Allah di Padang Pengampunan

Di antara seluruh rangkaian ibadah haji, ada satu momen yang menjadi puncaknya. Satu hari yang, jika dilewatkan, haji bisa dianggap tidak sah. Itulah wukuf di Arafah sebuah pertemuan agung antara hamba dan Rabb-nya, di padang yang sunyi namun penuh makna.

Apa Itu Wukuf?

Wukuf berarti berhenti, berdiam, atau menetap sejenak. Dalam konteks haji, wukuf adalah berdiam di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, sejak tergelincir matahari hingga terbenamnya. Tapi jangan salah sangka ini bukan hanya duduk tanpa arti. Inilah saat di mana dosa-dosa dilebur, doa-doa dilangitkan, dan air mata menjadi saksi kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Haji itu adalah wukuf di Arafah.”(HR. Tirmidzi)

Mengapa di Arafah?

Padang Arafah bukan tempat biasa. Di sinilah, menurut riwayat, Nabi Adam dan Hawa dipertemukan kembali setelah terpisah lama saat diturunkan ke bumi. “Arafah” sendiri berarti mengenal seolah mengajak kita untuk kembali mengenal diri, mengenal dosa, dan yang paling penting, mengenal Allah.

Di sinilah jutaan manusia berkumpul tanpa mengenal ras, jabatan, atau kekayaan. Semuanya berpakaian sama: ihram putih tak berjahit, sebagai simbol kesederhanaan dan kesetaraan di hadapan Sang Pencipta.

Momen Termahal dalam Hidup

Tak ada ibadah lain yang punya aura sebesar wukuf. Bayangkan: jutaan manusia menengadahkan tangan, memohon ampun, mengingat kematian, dan berharap lembaran baru dibuka untuknya.

Rasulullah SAW sendiri, pada haji terakhirnya (Haji Wada’), menyampaikan khutbah di Arafah. Sebuah pesan cinta terakhir untuk umatnya, tentang persamaan manusia, hak perempuan, dan pentingnya memegang teguh Al-Qur’an dan sunnah.

Dan saat itu, turunlah ayat monumental:

“Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian…”(QS. Al-Ma’idah: 3)

Hikmah Wukuf: Bersihkan Hati, Kosongkan Dunia

Wukuf mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia. Ini bukan sekadar ritual, tapi refleksi total: siapa kita, ke mana kita menuju, dan siapa yang selama ini kita abaikan.

Di Arafah, orang-orang menangis bukan karena dunia, tapi karena dosa. Mereka tidak sibuk selfie, tapi sibuk berdzikir. Tidak sibuk update status, tapi sibuk memperbarui janji hidupnya kepada Allah.

Wukuf di Arafah, Wukuf dalam Hidup

Bagi yang belum berhaji, kita bisa “wukuf” dalam bentuk lain: berhenti dari kebiasaan buruk, menyendiri untuk merenung, memohon ampun dan kembali menyusun arah hidup.

Karena sejatinya, hidup kita pun adalah perjalanan panjang menuju Arafah kita masing-masing tempat kita berdiri di hadapan Allah, membawa amalan dan harapan akan ampunan.

Baca juga:
Layanan kami
Pendaftaran Seleksi Mahasiswa ke Al-Azhar 2025

Kategori: Berita