Bukan Sekadar Ritual: Menyelami Makna Rukun, Wajib, dan Sunah Haji

Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif berkata:

“Haji itu adalah perjalanan hati dan jasad. Bila jasad bergerak menuju Baitullah, maka hati pun mesti bergerak menuju Allah.”

Haji bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah panggilan cinta dari Allah kepada hamba-Nya. Untuk menjadikan haji bukan hanya sah tetapi juga sempurna dan penuh makna, kita perlu memahami perbedaan antara rukun, wajib, dan sunah haji.

1. Rukun Haji (ركن الحج)

Rukun haji adalah amalan pokok yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Jika salah satu rukun ditinggalkan, maka hajinya tidak sah, dan tidak bisa digantikan dengan dam (denda).

✅ Lima Rukun Haji:
  1. Ihram (niat memulai haji)

    • Dalil: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah: 196)

  2. Wukuf di Arafah

    • Sabda Nabi SAW: “Al-hajju ‘Arafah” (Haji itu adalah wukuf di Arafah). (HR. Tirmidzi, Abu Dawud)

  3. Thawaf Ifadah

    • Dalil: “Kemudian hendaklah mereka menyempurnakan manasik mereka…” (QS. Al-Hajj: 29)

  4. Sa’i antara Shafa dan Marwah

    • Dalil: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah…” (QS. Al-Baqarah: 158)

  5. Tertib

    • Artinya dilakukan berurutan sesuai tuntunan, tidak boleh melompat-lompat atau mendahulukan yang seharusnya belakangan.

2. Wajib Haji (واجبات الحج)

Wajib haji adalah amalan yang harus dilakukan, namun jika ditinggalkan tidak membatalkan haji, asalkan diganti dengan dam (denda berupa penyembelihan hewan).

⚠️ Contoh Wajib Haji:
  1. Niat ihram dari miqat yang ditentukan

  2. Mabit di Muzdalifah setelah wukuf

  3. Mabit di Mina (pada malam-malam tasyrik)

  4. Melontar jumrah

  5. Thawaf Wada’ (saat akan meninggalkan Makkah)

  6. Menjaga larangan ihram

Nabi SAW bersabda: “Ambillah dariku manasik kalian.” (HR. Muslim)

3. Sunah Haji (سنن الحج)

Sunah haji adalah amalan yang bila dilakukan akan mendapatkan pahala tambahan, namun jika ditinggalkan tidak membatalkan haji dan tidak ada dam.

🌿 Contoh Sunah Haji:
  1. Mandi sebelum mengenakan ihram

  2. Memperbanyak talbiyah

  3. Berdoa di tempat-tempat mustajab

  4. Thawaf Qudum (bagi yang haji ifrad atau qiran)

  5. Masuk ke dalam Ka’bah (jika memungkinkan)

  6. Membaca doa-doa khusus saat sa’i dan thawaf

Sabda Nabi SAW: “Tidaklah seseorang melontar jumrah dengan satu kerikil pun, kecuali dicatat baginya penghapusan dosa besar.” (HR. Ibnu Majah)

Imam al-Ghazali berkata:

“Haji adalah latihan meninggalkan dunia, menuju akhirat. Siapa yang ingin berhaji dengan hati, maka pahamilah syarat, rukun, dan rahasianya.”

Dengan memahami perbedaan antara rukun, wajib, dan sunah dalam haji, kita tidak hanya memastikan ibadah ini sah, tetapi juga bernilai tinggi secara spiritual. Jangan sampai haji yang mahal dan berat itu menjadi sia-sia hanya karena ketidaktahuan.

Yuk, belajar, luruskan niat, dan semoga Allah memanggil kita semua ke Baitullah. Aamiin.

Baca juga:
Layanan kami
Pendaftaran Seleksi Mahasiswa ke Al-Azhar 2025

Kategori: Berita