Siapakah Imam Asy-Syadzili?
Imam Abul Hasan Asy-Syadzili merupakan salah satu wali besar dan ulama sufi terkemuka dalam dunia Islam. Ia adalah pendiri Tarekat Syadziliyah, sebuah tarekat sufi yang menekankan keseimbangan antara syariat dan hakikat, serta keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali ibn Abdillah ibn Abd al-Jabbar Asy-Syadzili, lahir sekitar tahun 593 H (1196 M) di wilayah Ghumarah, Maroko.
Imam Asy-Syadzili dikenal sebagai seorang sufi yang sangat alim dan zuhud, namun juga aktif dalam kehidupan masyarakat. Beliau menempuh ilmu di berbagai tempat, termasuk Tunisia dan Mesir, dan berguru kepada para ulama besar, termasuk Syekh Abdu as-Salam ibn Masysy.
Perjalanan ke Mesir dan Wafatnya di Humaitharah
Setelah menyebarkan ilmunya di berbagai wilayah Afrika Utara, Imam Asy-Syadzili akhirnya menetap di Mesir. Di akhir hayatnya, beliau melakukan perjalanan spiritual ke daerah Humaitharah (atau dikenal juga dengan nama Humaitsarah), sebuah wilayah tandus di kawasan Aswan, Mesir bagian selatan.
Dalam perjalanannya menuju haji, Imam Asy-Syadzili dikabarkan mengalami sakit di Humaitharah dan akhirnya wafat di sana pada tahun 656 H (1258 M). Meski tempat itu jauh dari pusat peradaban dan berada di gurun, kawasan tersebut kini menjadi salah satu tempat ziarah penting bagi para pecinta tarekat dan peziarah dari berbagai negara, terutama mereka yang mengikuti ajaran Tarekat Syadziliyah.
Humaitharah: Oase Spiritual di Gurun
Makam Imam Asy-Syadzili terletak di sebuah kompleks sederhana namun khusyuk di tengah hamparan pasir gurun. Di tempat itu terdapat masjid, tempat wudhu, dan area ziarah, yang terus dijaga oleh murid-murid dan pecinta beliau. Meskipun terpencil, Humaitharah memiliki aura spiritual yang sangat kuat, dan banyak peziarah merasakan ketenangan luar biasa saat berziarah ke sana.
Beberapa kalangan sufi menyebut bahwa Humaitharah bukan hanya tempat wafat, tapi juga tempat “pengembalian ruh” Imam Asy-Syadzili kepada Tuhan dalam keadaan yang sangat suci. Bahkan, sebagian orang menyebut bahwa tanah di sekitarnya menjadi tempat berkah, sebagaimana wilayah-wilayah para wali besar lainnya.
Warisan Spiritual Imam Asy-Syadzili
Warisan Imam Asy-Syadzili tidak hanya terpatri di makamnya, tetapi juga hidup dalam ajaran dan tarekat yang ia wariskan. Beberapa amalan yang terkenal dari beliau antara lain:
- Hizb al-Bahr (Doa Laut): Sebuah doa terkenal yang sering dibaca oleh para pengikut tarekat untuk keselamatan dalam perjalanan dan berbagai urusan.
- Dzikir dan wirid khas Syadziliyah, yang menekankan pada penguatan iman, ketenangan jiwa, dan hubungan batin yang kuat dengan Allah.
Pengaruh beliau menjalar hingga ke berbagai belahan dunia Islam, termasuk di Indonesia, di mana tarekat Syadziliyah memiliki pengikut yang cukup banyak dan dihormati.
Humaitharah Menjadi Saksi Bisu Peristirahatan Terakhir Sang Wali
Imam Asy-Syadzili adalah cahaya yang bersinar dari barat Islam ke seluruh dunia. Humaitharah menjadi saksi bisu peristirahatan terakhir sang wali, sekaligus simbol dari keikhlasan dan ketawadhuan. Kutipan-kutipan beliau tidak hanya menggugah hati, tapi juga membimbing jiwa menuju cahaya Ilahi.