Menjemput Cinta Ilahi dalam Balutan Ihram Amalan Sunnah yang Menguatkan Hati Menuju Baitullah
Ibadah haji dan umrah bukan sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci, melainkan juga perjalanan spiritual yang menggetarkan jiwa. Ketika seorang Muslim mengenakan kain ihram, ia tak hanya melepaskan pakaian duniawi, tetapi juga ego, keangkuhan, dan keterikatan pada dunia fana.
Di balik kesederhanaan kain putih itu, tersimpan keagungan niat dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya. Agar ihram yang dikenakan semakin bermakna, terdapat berbagai amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk memperindah ibadah ini.
Amalan Sunnah Sebelum dan Selama Ihram
1. Mandi (Ghusl) Sebelum Niat Ihram
Dalil Hadits:
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu:
“Aku melihat Rasulullah ﷺ melepas pakaiannya untuk ihram, lalu beliau mandi dan memakai wewangian terbaik.”
(HR. Tirmidzi no. 830, dinilai shahih oleh Al-Albani)
Keterangan:
Mandi sebelum ihram disepakati para ulama sebagai sunnah, baik bagi yang junub maupun tidak. (Imam Nawawi – Al-Majmu’)
2. Memakai Wewangian (Sebelum Berniat Ihram)
Dalil Hadits:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Aku pernah memakaikan wewangian kepada Nabi ﷺ untuk ihramnya sebelum beliau berihram, dan untuk tahallulnya sebelum beliau thawaf di Ka’bah.”
(HR. Bukhari no. 1539 dan Muslim no. 1189)
Catatan:
Memakai wewangian hanya dilakukan sebelum niat ihram. Setelah niat, hal ini menjadi larangan ihram.
3. Memakai Kain Ihram yang Bersih dan Putih
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam hadits, memakai kain yang bersih dan putih mencerminkan sunnah Nabi dalam menjaga kebersihan dan kerapian pakaian.
Dalil Umum:
“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.”
(QS. Al-A’raf: 31)
4. Shalat Sunnah Sebelum Niat Ihram
Disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat sebelum berniat ihram, jika waktunya tidak masuk waktu yang dilarang.
Keterangan Ulama:
“Shalat sunnah sebelum ihram sangat dianjurkan jika dilakukan pada waktu yang diperbolehkan.”
(Imam Nawawi – Al-Majmu’)
5. Melafalkan Talbiyah
Talbiyah adalah zikir khusus selama ihram yang mencerminkan totalitas kepasrahan kepada Allah.
Lafaz Talbiyah:
“Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.”
Dalil Hadits:
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ biasa bertalbiyah saat beliau mengendarai tunggangan, dan beliau mengeraskannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu:
Talbiyah dilafalkan sejak niat ihram hingga menjelang pelaksanaan umrah atau haji (seperti thawaf dan penyembelihan).
6. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Selama ihram, sangat dianjurkan untuk senantiasa memperbanyak:
-
Tasbih: Subhanallah
-
Tahmid: Alhamdulillah
-
Takbir: Allahu Akbar
-
Tahlil: Laa ilaaha illallah
Dalil:
“Mereka datang dari tempat yang jauh untuk menyebut nama Allah…”
(QS. Al-Hajj: 27)
7. Menjaga Sikap: Sabar dan Lemah Lembut
Ihram tidak hanya perkara pakaian, tapi juga tentang menjaga adab dan akhlak.
Dalil:
“(Selama ihram), tidak boleh rafats (kata-kata kotor), fusuq (maksiat), dan jidal (berdebat)…”
(QS. Al-Baqarah: 197)
Ihram adalah momen sakral yang membuka gerbang spiritual menuju Baitullah. Dalam kesederhanaan lahir, tersimpan kemuliaan batin. Amalan sunnah seperti mandi, memakai wewangian, shalat sunnah, membaca talbiyah, serta memperbanyak dzikir dan doa adalah bentuk cinta seorang hamba dalam menyambut panggilan Ilahi.
Semoga dengan menghidupkan sunnah-sunnah ini, perjalanan haji dan umrah menjadi semakin bermakna, penuh berkah, dan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca juga:
Layanan kami
Pendaftaran Seleksi Mahasiswa ke Al-Azhar 2025
Seleksi Beasiswa Kerajaan Maroko untuk Lulusan 2024 dan 2025
0 Komentar